Kamis, 20 Januari 2011

PKMT KEBUN MINI BERPAKET IRIGASI MIKRO SEBAGAI ALTERNATIF PENGEMBANGAN LAHAN MARGINAL KALIMANTAN SELATAN


A. Judul    : KEBUN MINI BERPAKET IRIGASI MIKRO SEBAGAI ALTERNATIF PENGEMBANGAN LAHAN MARGINAL KALIMANTAN SELATAN
B. Latar Belakang
Situasi krisis ekonomi saat ini, sektor pertanian masih sanggup bertahan untuk dikembangkan. Turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar membuat produk sektor pertanian mempunyai daya saing sebagai komoditi eksport. Disamping itu harga produk pertanian yang mengalami kenaikan dalam nilai rupiah membuat sektor ini lebih mempunyai prospek dibandingkan dengan produk dari sektor lainnya. Untuk lebih memberdayakan sektor pertanian perlu upaya untuk lebih mengefisienkan dan menggunakan cara-cara yang lebih modern. Dilihat dari beberapa abad terakhir ini kemajuan teknologi makin pesat, mengakibatkan perubahan sosial budaya yang tidak kecil. Kesibukan akan dunia pekerjaan seolah-olah menjadi prioritas karena tuntutan ekonomi sehingga memilih alternatif-alternatif tertentu yang memungkinkan terlaksananya aktifitas secara praktis.
Kalimantan Selatan memiliki area pertanian cukup luas, yang didominasi oleh lahan rawa pasang surut (Rawa) dan lahan tadah hujan Lahan-lahan tersebut umumnya tidak pernah luput dari krisis air. Petani hanya mampu menanam dikala musim hujan tiba, ketika tiba musim kemarau petani tidak dapat melakukan aktifitas dilahan dikarenakan pasokan air berkurang. Akibatnya banyak lahan tidur, sehingga menimbulkan dampak kebakaran lahan yang sangat besar tiap tahunnya.
Lahan milik Bapak Mansyah di Kelurahan Guntung Payung, Banjarbaru, Kalimantan Selatan cukup strategis untuk menerapkan program ini. Dilihat dari aspek sosial dan ekonomi, masyarakat sekitar umumnya adalah petani modern yang mau menerima berbagai terobosan baru, letak wilayah yang tidak jauh dari perkotaan menjadi peluang bagi petani di kawasan ini untuk menerobos pasar-pasar modern. Akan tetapi kemampuan itu terbatas oleh kondisi lahan dan iklim sekitar. Untuk mewujudkannya diperlukan pendekatan ilmiah yang lebih fokus untuk mengatasi permasalahan tersebut. 
Lahan marginal menjadi salah satu tumpuan harapan pengembangan pertanian masa depan karena merosotnya areal lahan irigasi dan ketersediaan air irigasi. Salah satu cara pengairan yang kini dinilai cukup hemat air namun efektif dan efisien untuk meningkatkan produktivitas lahan kering ialah teknologi irigasi mikro. Ada beberapa jenis model dalam sistim irigasi mikro dan untuk pemilihan mana yang cocok diaplikasikan pada tanaman tertentu perlu mengacu pada contoh pengalaman atau hasil-hasil pengujian.
Kebun mini dengan paket irigasi mikro merupakan suatu ungkapan dalam menafsirkan sebuah masalah. Dari ungkapan tersebut lahir sebuah gagasan atau ide, yakni sebuah teknologi tepat guna, yang mana dalam teknis pelaksanaannya mengkombinasikan sistem irigasi mikro kedalam kebun mini dan dirancang menggunakan sistem gravitasi dengan maksud untuk memasok kebutuhan air dan nutrisi tanaman dilahan sempit dengan hemat guna mendukung proses perawatan tanaman secara praktis. Sistem ini telah dilakukan uji coba di Kalimantan Selatan pada tahun 2006 oleh Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan). sistem irigasi yang diterapkan adalah sistem irigasi tetes (drip) dengan menggunakan komponen emiter yang lebih murah (Wiyono, 2006). Hal ini merupakan sebuah terobosan baru untuk menerapkan teknologi tepat guna.
C. Rumusan masalah
Hampir 43 % dari luas wilayah Kalsel adalah lahan rawa pasang surut. Lahan rawa dikenal dengan lahan marginal yang sulit dikembangkan untuk prospek pertanian. Sementara ini komoditi yang nampak  dihasilkan dari lahan rawa mayoritas padi. Ditinjau dari kualitas lahan kering di kalimantan Selatan juga sangat memprihatinkan. Lahan kering Kalimantan Selatan umumnya berjenis podzolik merah kuning, dengan tekstur yang didominasi oleh liat. Ditambah lagi kekeringan yang disebabkan distribusi hujan yang tidak merata dan kemampuan tanah memegang air yang rendah (BPTP kalsel, 2007).  Dari karakteristik lahan diatas kurang cocok untuk pengembangan tanaman semusim khususnya komoditas hortikultur sehingga untuk memasok kebutuhan lokal pada pasar-pasar modern kurang terpenuhi. Mayoritas produk-produk unggulan jenis hortikultur yang ada di pasar-pasar modern Kalimantan Selatan merupakan pasokan dari luar daerah. Sistem irigasi mikro ini merupakan pengembangan dari sistem irigasi pola garpu yang kebanyakan dipakai oleh petani padi lahan pasang surut kalimantan selatan yang disajikan dalam unit kecil. Lalu yang menjadi rumusan masalah adalah sejauh mana kebun mini berpaket irigasi mikro ini menjadi indikator bagi petani lahan marginal guna mengembangkan komoditas-komoditas unggul?
D. Tujuan Program
Program ini dilakukan untuk menerapkan  kebun mini  berpaket irigasi mikro dengan pola sedemikian rupa mampu memasok kebutuhan air/nutrisi tanaman dengan praktis dan efisien dilahan marginal berskala sempit dan terbatas.
E. Luaran yang diharapkan
Luaran yang dapat diperoleh dari program ini adalah :
1.    Terciptanya kebun mini  berpaket irigasi mikro yang efisien, ekonomis dan terpadu yang dapat dikenal dan diaplikasikan oleh kalangan masyarakat  baik perkotaan maupun pedesaan.
2.    Adanya penelitian dan pengkajian lebih lanjut hingga ke penerapan sistem Softwere.
F. Kegunaan program
1.    Input produksi budidaya tanaman (berupa air irigasi bahkan sekaligus pupuk) secara efisien dan efektif berdasarkan kebutuhan air tanaman, ketersediaan air setempat, musim tanam, cara budidaya, pola tanam, harga air dan kuantitas kebutuhan pasar untuk mendukung agribisnis tanaman bernilai jual tinggi,
2.    Menyediakan air irigasi suatu komoditi tertentu dengan hemat berdasarkan lengas media tanah ataupun kondisi iklim mikro tanaman yang dibudidayakan,
3.    Menggunakan dukungan instalasi irigasi mikro, sistem kontrol dan pompa air yang sesuai dan praktis yang mempunyai reabilitas cukup tinggi hingga beberapa tahun,
4.    Menumbuhkan minat berkebun bagi para pecinta tanaman,
5.    Sarana pembelajaran dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi,
6.    Memberikan  sumbangan informasi ilmiah bagi para peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan lahan sempit dengan menggunakan sistem irigasi bawah tanah,
7.    Menjadikan salah satu sumber referensi bagi mahasiswa dalam memecahkan suatu masalah.



G. Tinjauan Pustaka

1. Sumber Daya Lahan dan Kontribusinya Untuk Mengatasi Kebutuhan Lahan Pertanian

Pesatnya pembangunan di berbagai sektor yang berkepentingan dengan ruang, berdampak terhadap makin terbatasnya lahan potensial untuk pengembangan komoditas pertanian, karena alih fungsi lahan pertanian produktif ke penggunaan nonpertanian. Alih fungsi lahan terutama terjadi pada lahan sawah beririgasi yang lok (2005), alih fungsi asinya strategis. Menurut data Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat lahan sawah di Pulau Jawa pada tahun 1999-2002 mencapai 167.150 ha, dan di luar Jawa 396.009 ha. Menurut data terkini, laju konversi lahan pertanian subur ke nonpertanian mencapai tidak kurang dari 110.000 ha/tahun, bahkan ada yang 145.000 ha/tahun. Konversi dan alih fungsi lahan pertanian produktif akan selalu terjadi selama belum ada peraturan perundang-undangan yang mampu mengatasinya. Untuk melindungi eksistensi lahan pertanian, sebagaimana diatur dalam RUU Lahan Pertanian Pangan Abadi (LPPA), penggunaan lahan khususnya untuk pengembangan pertanian harus dilakukan berdasarkan kesesuaian dan potensinya. Penciutan lahan potensial juga disebabkan oleh erosi dan longsor, serta pencemaran lingkungan Lahan yang terdegradasi pada tahun 1993 mencapai 18 juta ha dan pada tahun 2003 menjadi 23,20 juta ha, atau dalam waktu 10 tahun terjadi peningkatan 5,20 juta ha. Degradasi sumber daya lahan dan hutan berkisar antara 2,50 - 2,80 juta ha/tahun. Terjadinya degradasi lahan berkaitan dengan pertambahan jumlah penduduk dan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan daya dukungnya serta tidak memperhatikan aspek konservasi lahan (Distan. Kalsel, 2009)
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Situgadung, Tangerang yang telah ikut mengembangkan teknik dan peralatan irigasi mikro, menurut informasi Joko Wiyono juga melakukan pengujian jenis irigasi mikro yang mana yang cocok untuk tanaman tertentu di lahan kering dengan hasil yang optimal atau terbaik. Mereka mengujinya di kawasan Serpong, Banten, di Lampung dan bahkan juga di lahan pasang surut (di Kalimantan Selatan) yang bisa kekurangan air pada musim kemarau.

2. Sistem Irigasi sprinkler dan Curah
Sistem  irigasi sprinkler merupakan salah satu alternatif metode pemberian air dengan efisiensi pemberian air lebih tinggi dibandingkan dengan  irigasi permukaan (surface irrigation). Pada metoda  irigasi curah, air  irigasi diberikan dengan cara menyemprotkan air ke udara dan menjatuhkannya di sekitar tanaman seperti hujan. Penyemprotan dibuat dengan mengalirkan air bertekanan melalui orifice kecil atau nozzie. Tekanan biasanya didapatkan dengan pemompaan.
Hansen et al. (1986) menyebutkan ada tiga jenis penyiraman yang umum digunakan dalam irigasi sprinkler yaitu Nozel tetap yang dipasang pada pipa, pipa yang dilubangi (Perforated sprinkler) dan penyiraman berputar.
Penetas tipe compensating dapat mengalirkan air pada selang tekanan yang cukup besar pada saluran lateral, sedangkan penetes tipe multi outlet dapat memberikan air pada dua atau lebih titik dengan penambahan selang kecil. Hubungan antara debit pengeluaran dengan tekanan operasi pada sebuah penetes dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
Q  = Kd x Hx
Keterangan  :
Q         : Debit keluaran penetes (l/jam)
Kd       : Koefisien debit
H         : Head tekanan operasi (m)
X         : Exponen debit
(Rusmayadi, 2003).
Irigasi curah dapat digunakan untuk hampir semua tanaman, pada hampir semua jenis tanah. Akan tetapi tidak cocok untuk tanah berstruktur liat halus, dimana laju infiltrasi kurang dari 4 mm per jam dan atau kecepatan angin lebih besar dari 13 km/jam.
Keuntungan  irigasi curah, antara lain :
1.      Efisiensi pemakaian air cukup tinggi
2.      Dapat digunakan untuk lahan dengan topografi bergelombang dan kedalaman tanah (solum) yang dangkal, tanpa diperlukan peralatan lahan (land grading)
3.      Cocok untuk tanah berpasir dimana laju infiltrasi biasanya cukup tinggi
4.      Aliran permukaan dapat dihindari untuk memperkecil kemungkinan terjadinya erosi
5.      Biaya tenaga kerja untuk operasi biasanya lebih kecil dari pada  irigasi permukaan
6.      Tidak mengganggu operasi alat dan mesin pertanian
Faktor-faktor pembatas :
1.      Kecepatan dan arah angin berpengaruh terhadap pola penyebaran air
2.      Air  irigasi harus cukup bersih bebas dari pasir dan kotoran lainnya
3.      Investasi awal cukup tinggi
4.      Diperlukan tenaga penggerak di mana tekanan air berkisar antara 0,5 - 10 kg/cm 
Kinerja (performance) alat pencurah dinyatakan dalam 5 parameter :
1.      Debit Sprinkler (sprinkler discharge)
2.      Jarak pancaran(distance of throw)
3.      Pola sebaran air (distribution patern)
4.      Harga pemberian air (application rate)
5.      Ukuran rintik (droplet size)
Sistem Operasi  irigasi Sprinkler :
·         Sistem berputar (rotating head system)
·         Sistem pipa berlubang (perforated pipe system)
Sistem sprinkler berdasarkan jaringan dan cara pengopeasiannya dibedakan menjadi 3 tipe :
·         Sistem berpindah (portable system)
·         Sistem solid atau permanene
·         Sistem semi permanent
Komponen  irigasi Curah
Komponen utama dari system ini antara lain mata curah (sprinkler), lateral, saluran cabang (sub main) dan saluran utama (main line). Sprinkler digunakan untuk menyemprotkan air dalam bentuk rintik ke lahan. Jaringan lateral, saluran cabang dan saluran utama digunakan untuk mengalirkan air dari sumber ke sprinkler.
Umumnya komponen  irigasi curah terdiri dari :
·         pompa dengan tenaga penggerak sebagai sumber tekanan,
·         pipa  utama,
·         pipa lateral,
·         pipa peninggi (riser),
·         kepala sprinkler(sprinkler head) (Balai Irigasi, 2009)
3. Rekayasa Peralatan Irigasi Untuk Menunjang Produksi Tanaman Pangan
Pengembangan air tanah untuk irigasi tanaman dan hortikultura perlu dukungan peralatan distribusi seperti pompa, perpipaan dan alat pemberiannya. Peralatan distribusi yang dibuat harus mempunyai efisiensi > 75%. Tujuan rekayasa adalah diperolehnya prototype alat pemberi air dari perpipaan beserta system jaringan perpipaannya untuk tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi semisal hortikultura dan jagung parent stock. Peralatan irigasi yang dirancang adalah tipe curah-timbang, pancar dan bocoran pipa. Tipe bocoran dan curah timbang dipergunakan untuk mengairi jeruk dan cabai, tipe pancar untuk mengairi bibit tanaman jeruk. Tekanan pompa yang diperlukan untuk masing-masing prototipe alat antara 0.5-0,8 kg/m dengan debit antara 1,7-15 m/dt (Firmansyah, Imam Uddin, 1999).
4. Uji coba irigasi mikro
Pengujian kinerja terhadap sistem irigasi tetes diperoleh bahwa tingkat keseragaman untuk tanaman cabai mencapai 82,82 % (SU) dan 88,74 % (DU) sedangkan untuk tanaman jagung 83,46 % (SU) dan 88,21 (DU). Dengan hasil uji tersebut dapat dikatakan bahwa sistem irigasi tetes yang digunakan untuk tanaman cabai dan jagung termasuk dalam kategori BAIK. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keseragaman tersebut antara lain adalah : kondisi filter air, kondisi lubang Emmiter yang tersumbat oleh tanah, perubahan koefisien gesek pada pipa lateral karena tumbuhnya lumut dan sebagainya. Sedangkan untuk sistem irigasi curah diperoleh hasil tingkat keseragamannya 89,91 % (CU). Dengan demikian sistem irigasi curah yang digunakan untuk tanaman kacang tanah termasuk dalam kategori BAIK (Wiyono, 2006).
H. Metode Pelaksanaan Program
1.      Tempat penelitian
Program ini dilaksanakan di kebun milik bapak Mansyah Kelurahan Guntung Payung Banjarbaru Kalimantan Selatan.

2.      Kondisi Area
Luas area yang digunakan adalah 8 x 10 m, merupakan lahan pasang surut tipe C.
3.      Bahan dan Alat
a.   Bahan
Bahan yang digunakan dalam program meliputi :
-          Bahan pembuatan irigasi mikro :
Pipa plastik, sebagai saluran air,
Kincir, sebagai kipas air untuk penyemprotan,
Kran, sebagai pembuka dan penutup aliran air (pengatur debit air),
Sok, sebagai penyambung antar pipa,
Cleam, sebagai penjepit pipa,
Lem pipa, sebagai perekat dalam penyambungan pipa,
Isolasi pipa, untuk mencegah kebocoran,
Drum, sebagai tempat penampung air.
Mesin pompa, menaikan air ke penampungan air (drum).
-          Bahan pembuatan kebun mini
Benih cabai paprika sebagai contoh tanaman,
Pupuk kandang sebagai media tumbuh, 
Pupuk NPKdan Pupuk Pelengkap Cair (PPC) sebagai bahan penguji nutrisi tanaman,
Plastik kantung mayat sebagai bahan untuk menutup media tanam,
Cat minyak sebagai penghias drum,
Paku sebagai bahan untuk merekatkan kayu/kasau,
Kayu balok sebagai bahan untuk membuat rak tanaman dan menara penampung air,
Kasau sebagai bahan baku untuk membuat rak tanaman dan menara penampung  air,
Ring/kasa sebagai naungan/ atap kebun.
b.  Peralatan
Alat yang digunakan dalam program ini adalah :
Sendok semen sebagai alat untuk memasukan media tanam kedalam mulsa,
Gergaji sebagai alat untuk memotong kasau,
Gergaji besi sebagai alat untuk memotong pipa,
Palu sebagai alat pengetuk paku dalam pembuatan straigher,
Gunting sebagai alat untuk memotong mulsa,
Tali nilon sebagai alat untuk menarik garis lurus dalam pembuatan straigher,
Sarung tangan sebagai alat proteksi tangan,
Meteran sebagai alat ukur,
Seperangkat alat penerang (lampu, kabel, piting) Digunakan sebagai alat penerangan jika pelaksanaan program dilakukan pada malam hari.
4.      Prosedur
a.       Survei
Survei mencakup perizinan tempat, pemetaan area dan survei bahan dan alat
b.      Persiapan Bahan dan Alat
-     Pembuatan saluran primer. Saluran ini dibuat menggunakan pipa plastik berdiameter 7 - 12 cm dan dipotong menjadi beberapa bagian sesuai dengan kondisi lapangan,
-     Pembuatan saluran sekunder. Saluran ini dibuat menggunakan pipa plastik berdiameter 1 - 3 cm,
-     Pembuatan saluran lateral. Saluran ini dibuat menggunakan pipa polyethylene (PE) dengan diameter 8 – 20 mm yang dilengkapi katup pembuang. Interval jarak 80 cm,
-     Pembuatan mulsa. Plastik kantung mayat  dipotong menjadi 6 bagian dengan panjang 10 cm, dan dilubangi sama dengan melubangi pipa sekunder, berdiameter 15 - 20 cm dengan interval jarak 80 cm,
-     Pembuatan rak tanaman. Dibuat menggunakan bilah kasau berukuran 2 x 4 cm. Fungsinya sebagai tempat meletakan mulsa yang telah diisi media tanam (pupuk kandang),
-     Pembuatan penampung air. Drum dibersihkan baik bagian luar maupun bagian dalam guna menghindari kontaminasi zat-zat berbahaya bekas minyak dan sejenisnya, lalu dikeringkan dan di cat.  Drum dilubangi menggunakan las sebanyak 3 lubang. Lubang pertama berdiameter 15 -20 cm berfungsi untuk memasukan nutrisi, lubang kedua berdiameter 2 -3 cm berfungsi sebagai lubang masuk aliran air oleh mesin pompa . Lubang ketiga terletak dibagian bawah drum, dibuat dengan ukuran yang sama dengan ukuran pipa saluran sekunder, berfungsi sebagai lubang keluarnya aliran air, yang disambungkan ke saluran primer,
-     Pembuatan Atap rumah tanaman, dibuat dengan kasa berukuran 80 m2 yang berfungsi sebagai proteksi pada iklim yang ekstrim.
-     Pembuatan penutup drum. Penutup drum dibuat dari penutup bekas alat-alat irigasi,
-     Persiapan media. Mulsa yang sudah siap diisi dengan media tanam (pupuk kandang).
c.    Teknis program
Setelah bahan dan alat sudah siap, mulailah melakukan perakitan sistem irigasi mikro. Langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut :
-     Enam batang pipa sekunder dimasukan ke dalam 4 lembar mulsa, diisi dengan media tanam, kemudian pipa di stel tepat berada di dalam dan bagian tengah mulsa,
-     Pipa saluran sekunder disambungkan ke pipa saluran primer. Saluran sekunder ini secara fungsional terdiri dari dua bagian. Bagian pertama, 6 batang pipa bagian bawah dimasukan ke dalam mulsa berfungsi sebagai pemasok air dan nutrisi tanaman. Kedua terdiri dari 2 batang pipa yang memanjang di gantung di atas langit-langit rumah tanaman, dapat disebut sebagai ”sprinkler”. Fungsinya untuk penyemprot PPC dan sejenisnya,
-     Sejalan dengan penyambungan pipa, dilakukan pemasangan kran. Kran ini sengaja dirancang sesuai fungsi saluran sekunder. Sehingga ketika hendak melakukan pemupukan, maka kran yang menghubungkan ke mulsa dibuka dan yang lain ditutup. Begitu pula sebaliknya jika hendak melakukan penyemprotan, maka kran yang menghubungkan ke sprinker dibuka dan yang lainnya ditutup,
-     Saluran primer dihubungkan ke tempat penampungan air,
-     Pipa antara Penampung air (drum) dengan mesin pompa dihubungkan. Kemudian dihubungkan lagi ke sumber air.
d.      Peletakan mesin pompa. Mesin pompa dipasang dekat dengan sumber air. Usahakan mesin pompa terhindar dari hujan dan terik matahari. kemudian mesin pompa dihubungkan ke drum penampung air.
e.       Pengujian bertujuan untuk mengetahui apakah alat berfungsi atau tidak.
f.       Pengawasan dan perawatan bertujuan menghindari dari hal-hal yang dapat mengganggu pelaksanaan program.


























I.     Jadwal Kegiatan Program

No
Nama Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
1
2
3
4
5
6
























1.
Survei :
a.       Survei Tempat
b.      Pemetaan Area
c.       Analisis bahan dan alat

x

x
x


x



x



x



x














  



2.
Persiapan Bahan dan Alat :
a.       Instalasi irigasi mikro
b.      Pembuatan Straigher
c.       Pembuatan Mulsa
d.      Pembuatan penampung air
e.       Pembuatan Atap tanaman








x


x


x



x




x





x












3.
Teknis irigasi mikro











x
x
x
x









4.
Pengujian














x
x








5.
Laporan Hasil
















x
x
x
x


















J. Biaya
1.        Biaya habis pakai
No
Nama Bahan
Volume
Biaya Satuan (Rp)
Biaya (Rp)
a
Bahan irigasi
- Pipa sekunder
90 meter
32.000/4m
720.000
- Pipa primer
32 meter
45.000/4m
360.000
- Kran
6 buah
12.000
72.000
- Kincir
12 buah
10.000
120.000
- Drum
1 buah
100.000
100.000
- Penutup pipa
10 buah
1.000
10.000
- Sok
20 buah
1.500
30.000
- Klem
30 buah
1.000
30.000
-    Lem pipa
4 buah
10.000
40.000
-    Lem besi
1 set
10.000
10.000
-    Isolasi pipa
2 buah
5.000
10.000
- Mesin Pompa
1 unit
500.000
500.000
Sub total
= Rp. 2.002.000
b
Bahan penunjang program
- Benih cabai paprika
1 bungkus
90.000
75.000
- Pupuk kandang
60 karung
15.000
900.000
- Pupuik NPK
20 kg
3.500
70.000
- PPC
1 botol
25.000
25.000
- Cat minyak
1 kaleng
30.000
30.000
- Kasau
100 meter
15.000/4m
375.000
- Kayu balok (ulin)
28 meter
70.000/4m
490.000
- Paku
7 kg
6000
42.000
-    Plastik kantung mayat
60 m2
6000/m
360.000
- Ring/kasa
80 m2
20.000
1.600.000
Sub total
= Rp. 3.967.000
Total =   2.002.000 + 3.967.000
   = Rp. 5.969.000







2.      Peralatan
No
Nama Alat
Volume
Biaya Satuan (Rp)
Biaya (Rp)
a
Alat penunjang Program
- Sendok semen
5 buah
10.000
50.000
- Gergaji kayu
4 buah
40.000
160.000
- Gergaji besi
4 buah
10.000
40.000
- Palu
4 buah
30.000
120.000
- Gunting
5 buah
5.000
15.000
- Tali Nilon
1 rol
20.000
20.000
- Sarung tangan
5 pasang
10.000
50.000
-    Penggaris siku-siku
2 buah
20.000
40.000
- Meteran
2 buah
20.000
40.000
Sub total
= Rp. 535.000
b
Listrik
- Seperangkat alat   penerangan
-
100.000
100.000
-    Biaya listrik
5 bulan
75.000
375.000
Sub total
= Rp. 475.000
Total =   535.000 + 475.000
= Rp. 1.010.000








3.         Perjalanan
No
Kegiatan
Volume
Biaya Satuan
Biaya (Rp)
1
Akomodasi dan Transportasi
1 x 3 orang
100.000
   700.000
Total
=  700.000





4.        Pembuatan Proposal
No
Jenis Keperluan
Jumlah Satuan
Biaya Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1.
CD Blank
2 buah
5.000
10.000
2.
Kertas HVS
1 rim
25.000
25.000
3.
Penelusuran pustaka (internet)
1 paket
100.000
100.000
4.
Penggandaan
500 lembar
150
75.000
5.
Penjilidan
10 eksemplar
5.000
50.000
6
Tinta
1 unit
100.000
100.000

Total
360.000



5.        Dokumentasi
No
Jenis Keperluan
Volume
Biaya Satuan (Rp)
Biaya (Rp)
1.
Cuci  cetak foto digital
4 R ( 25 lembar)
2000
50.000
2.
Baterai alkaline
2 buah
16.000
30.000
Total
80.000

6.        Pembuatan Miniatur

No
Jenis Keperluan
Volume
Biaya Satuan (Rp)
Biaya (Rp)
1.
Miniature
1 x 1,5 m
-
500.000
Total
80.000



7.        Rekapitulasi anggaran
No
Uraian
Biaya (Rp)
1
Bahan
5.969.000
2
Peralatan
1.010.000
3
Perjalanan
700.000
4
Pembuatan Proposal
360.000
5
Dokumentasi
80.000
6
Pembuatan Miniatur
500.000
Jumlah Biaya
Rp. 8.619.000


K. Daftar Pustaka
Anonim, 2007. Penyusunan Peta Potensi Waktu Tanam Berdasarkan Analisis Neraca Air. BPTP KALSEL. Banjarbaru.
Anonim, 2009. Sumber Daya Lahan dan Kontribusinya Untuk Mengatasi Kebutuhan Lahan Pertanian. Dinas Pertanian Kalsel. Banjarbaru.
Firmansyah, Imam Uddin. 1999). Rekayasa Peralatan Irigasi Untuk Menunjang Produksi Tanaman Pangan (1999)
Rusmayadi, Gusti. 2003. Irigasi Curah dan Tetes. Buku Ajar (program Semi-que 4). Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Wiyono, Joko. 2006. Musim Kemarau tiba sistem irigasi mikro jadi pilihan. BBP Mektan. Serpong.
http://www.sinartani.com/iptek/tanaman-dan-jenis-irigasi-mikro-sesuai-1229316964.htm. diakses tanggal 24 september 2009.
                                                                                             
http://id.wikipedia.org/wiki/Irigasi/htm .diakses tanggal 26 september 2009.


diakses tanggal 26 september 2009.          


Lampiran 1. Daftar Biodata Ketua dan Anggota Kelompok Serta Dosen Pendamping
a.  Ketua pelaksana kegiatan
1.    Nama lengkap                         : Janar kisah
2.    NIM                                        : E1A107211
3.    Fakultas/Program Studi           : Agronomi
4.    Perguruan tinggi                      : Universitas Lambung Mangkurat
5.    Waktu untuk kegiatan PKMP : 24 jam/minggu
b. Anggota pelaksana
1.    Nama lengkap                         : Bahrani
2.    NIM                                        : E1A108003
3.    Fakultas/Program Studi           : Pertanian/Agronomi
4.    Perguruan tinggi                      : Universitas Lambung Mangkurat
5.    Waktu untuk kegiatan PKMP : 24 jam/minggu
c.  Anggota pelaksana
1.    Nama lengkap                         : Indra Lukmana
2.    NIM                                        : E1A108004
3.    Fakultas/Program Studi           : Pertanian/Agronomi
4.    Perguruan tinggi                      : Universitas Lambung Mangkurat
5.    Waktu untuk kegiatan PKMP : 24 jam/minggu         
d. Anggota pelaksana
1.    Nama lengkap                         : Emma Rohmayanti
2.    NIM                                        : E1A108026
3.    Fakultas/Program Studi           : Pertanian/Agronomi
4.    Perguruan tinggi                      : Universitas Lambung Mangkurat
5.    Waktu untuk kegiatan PKMP : 24 jam/minggu
e.  Anggota pelaksana
1.    Nama lengkap                         : Ahmad sulton rosidi
2.    NIM                                        : E1B105005
3.    Fakultas/Program Studi           : Pertanian/Agronomi
4.    Perguruan tinggi                      : Universitas Lambung Mangkurat
5.    Waktu untuk kegiatan PKMP : 24 jam/minggu


f.     Nama dan Biodata Dosen Pendamping

1.  Nama lengkap                            : Ir. H. Suryani Ali, MS.
2.  Golong Pangakat dan NIP        : Pembina (IV/a),
Nip. 19540309 197903 1003
3.  Jabatan Struktural                      : Lektor kepala (dosen)
4.  Fakultas dan Program Studi      : Pertanian, Agronomi
5.  Perguruan Tinggi                       : UNLAM
6.  Waktu untuk Kegiatan PKMP  : 6 jam/ minggu
7.  Bidang Keahlian                        : Mekanisasi Pertanian
8.  Pendidikan                                : S1, bidang pertanian
S2, bidang mekanisasi pertanian
9.  Pengalaman mengajar                :
a.     Hidrologi dan irigasi
b.    Mekanisasi pertanian
c.    Irigasi curah dan tetes
d.   Pengelolaan air
e.    Pengolahan tanah dan alat pertanian
f.          Bangunan pertanian
g.    Kebutuhan air tanaman
h.    Metode penelitian
i.      Pengantar produksi tanaman agronomi
j.      Keteknikan pertanian
k.    Budidaya tanaman pangan utama
l.      Alat dan mesin pertanian
m.  Motor bakar internal
10.   Pengalaman dalam penelitian  :
a.    Reploting usaha tani rakyat guna efesiensi dan efektivitas pemakaian alat mekanis dalam pengolahan tanah, tahun 1977 (mandiri).
b.    Studi pembinaan perkumpulan petani pemakai air Kalimantan Selatan, tahun 1982 (anggota).
c.    Studi peningkatan efisiensi penggunaan air melalui partisipasi masyarakat di daerah irigasi Kabupaten Tapin, Kalimantan selatan, Tahun 1985. (anggota)
d.   Kajian mutu dan potensi lahan lebak di Kabupaten Hulu Sungai Selatan untuk tanaman pangan, Tahun 1990 (mandiri)
e.    Ketersediaan air hujan untuk kebutuhan air bagi tanaman di Banjarbaru, tahun 1991 (mandiri).
f.     Analisis curah hujan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah untuk ketersediaan air bagi tanaman pangan, tahun 1992 (ketua).
g.    Studi peningkatan pemanfaatan daerah rawa Kalimantan Selatan, Tahun 1996 (anggota).
11.  Pengalaman dalam bidang pengabdian masyarakat :
a.    Penyuluhan tanaman pekarangan dan pola percontohan sayur-sayuran didaerah transmigrasi kait-kait kecamatan bati-bati, Kabupaten Tanah Laut Kalsel, Tahun 1993 (anggota).
b.    Narasumber pada “ Perbaikan dan Pengelolaan Kesuburan Tanah Daerah Transmigrasi Cempaka, Banjarbaru, Kalimantan Selatan”. 5 januari – 5 Mei 1995.













1
4
6
9
11
3
Lampiran 2. Design Program
15
16
12
14
13
10
5
2
 
8
7

























Keterangan :
  1. Mesin pompa
  2. Saluran  Sumber air
  3. Penutup drum
  4. Drum (penampung air)
  5. Saluran primer
  6. Kran
  7. Saluran sekunder
  8. Rak  tanaman
  9. Atap kebun
  10. Menara penampung air
  11. Mulsa
  12. Kincir
  13. Lubang tanam
  14. Pipa irigasi curah
  15. Pipa irigasi tetes










Lampiran 3. Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama


SURAT PERNYATAAN KERJASAMA


Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama              :    Janar Kisah
Jabatan            :    Ketua kelompok program
Institusi           :    Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat
Alamat            :    Komplek Dharmindo Permai No. 60 RT 36 RW 9 Sungai Ulin Banjarbaru.
Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA
                                               
Nama              :    Mansyah
Jabatan            :    Ketua Kelompok Tani Morgo Rukun
Alamat            :    Jalan Sidomulyo 2 Guntung Payung Banjarbaru
Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA

Dengan ini menyatakan PIHAK KEDUA bersedia bekerjasama dengan PIHAK PERTAMA dalam rangka kegiatan PKM Penerapan Teknologi dengan judul “Kebun Mini Berpaket Irigasi Mikro Sebagai Alternatif Pengembangan Lahan Marginal Kalimantan Selatan”.

            Banjarbaru, Oktober 2009
PIHAK PERTAMA



JANAR    KISAH
NIM. E1A107211
PIHAK KEDUA



MANSYAH
Ketua Kelompok Tani





Lampiran 4. Denah detil lokasi pelaksanaan program



 
















    Utara













Lampiran 5. Foto Lokasi Pelaksanaan Program
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar